Rabu, 04 Februari 2009

MAMBANGUN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN BANGSA

Krisis moneter yang melanda negeri ini dari tahun 1998 menjadi titik tekan perekonomian bangsa yang memang pada saat itu negara sempat digoyang hebat. Semuanya tak terkendali. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada kisaran Rp 2.500 pertengahan 1997 terus merosot hingga pada pertengahan januari 1998 tingkat kurs dollar Amerika sudah melejit pada posisiRp 8.000/dollar.
Dari tahun yang sulit ini, seluruh sektor perekonomian di negeri ini pun kacau, dan akhirnya terjadi pergeseran perekonomian melompat ke pembangunan industrialisasi berspektrum luad dan industri canggih yang banyak menyandarkan diri pada bahan baku impor yang akhirnya sangat rentan terhadap gejola kurs rupiah, memboroskan cadangan devisa dan memperbesar ketergantungan Indonesia pada negara lain.
Perubahan strategi pembangunan itu secara pelan tapi pasti terus meminggirkan sektor pertanian dan petani. Bahkan boleh dikatakan nyaris melupakannya. Nasib para petani yang selama ini akrab dengan kesengsaraan tidak beranjak dari lembah kemiskinannya, padahal merekalah ujung tombak penyedia bahan pakan yang kita butuhkan.
Tidak dapat disangkal bahwa selama lima tahun setelah terjadi krisis multidimensi, ekonomi negeri ini masih terpuruk. Pengangguran terus membengkak, rakyat kecil terkungkung dalam kepahitanhidup. Kelompok petani yang merupakan mayoritas penduduk negeri inisebagian besar tetap bergulat dengan kemiskinan.
Beberapa sebab mengapa bidang pertanian selama ini di identikan dengan bidang yang diisi oleh orang miskin , mungkin salah sau sebab yang mendasarinya adalah kebijakan yang terkadang belum sinkron dengan tuntutan untuk pembangunan bidang agrobisnis. Banyak kemudian orang mempertanyakan , apakah tidak bisa indonesia meniru kebijakan yang dikeluarkan oleh Thailand yang secara nyata memang telah berhasil mengubah mainset dari bidang pertanian itu sendiri, misalkan dengan adanya bunga bank yang tidak tinggi.
Sebenarnya, semisal ditelusur lebih jauh, pada skala yang lebih luas ketegaran agribisnis dalam perekonomian nasional terlihat dari kemampuannya tumbuh sebesar 0,22% pada saat krisis pada tahun 1998, sementara perekonomian nasional secara agragat mengalami kontraksi yang sangat hebat sebesar 13,7 persen. Kejadian ini menurunkan kebijakan penyerapan tenaga kerja nasional sampai 2,13 persen. Di pihak lain sektor agribisnis justru mampu meningkatkan penerapan tenaga kerja hingga 432.35o orang.
Sadar atau tidak sadar, nasib para petani memang banyak dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan juga perilaku pemerintah sendiri, semisal dalam bidang pertanahan. Sudah banyak terjadi penyelewengan wewenang oelh aparat pemerintahan, mereka menggunakan kekuasaan dalam mencarikan tanah guna kepentingan modal asing maupun domestik. Banyak terjadi pembebasan tanah petani untuk pemodal itu dengan proyek pemerintah dengan maksud agar harga tanah murah. Maka pembebasan tanah menjadi wahana bari untuk ber KKN dan telah merambah hingga bidang birokrasi, politik dan ekonomi.
Akibat nya terjadi proses margilisasi tanah petani yang sebelumnya digunakan untuk lahan pertanian. Selanjutnya hal ini tentu akan berefek pada penurunan produksi pertanian dan lagi lagi yang tentu akan disalahkan adalah petani itu sendiri.
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar, bahwasanya kebijakan pemimpin sangat menentukan nasib para petani, dan bukan hanya petani bahkan sektor lain tentu sangat dipengaruhi. Oleh karena itulah perlunya perbaikan kondisi para penguasa bangsa ini. Dan tentu untuk merubah sikap dari penguasa ini adalah dengan perbaikan pemuda yang akan meneruskan birokrasi kekuasaan negeri ini.
Disinilah peran KAMMI dalam mencetak pemimpin negeri yang baru.
Untuk membentuk seorang pemuda yang istimewa ini tentu bukan merupakan hal yang mudah, terutama membentuk pemuda yang revolusioner, kuat dalam pemikiran dan kekuatan namun tetap berpegang teguh terhadap manhajnya. Membutuhkan sebuah kekuatan besar dan metode serta jamaah untuk mewujudkan hal tersebut.
KAMMI sebagai sebuah jamaah yang terus berjuang untuk menegakkan cita cita mulia tersebut harus mampu mewujudkan dan menciptakan pemuda pemuda yang tangguh, memiliki basis ideologi islam, pengetahuan yang kokoh.
Sesuai dengan profil kader KAMMI yakni profil muslim negarawan. Terdapat beberapa point yang muncul dalam konsep dan dimensi mengenai terbentuknya profil negarawan ini. Dalam visi KAMMI sendiri tercantum kata melahirkan pemimpn tangguh indonesia, hal inilah yang kemudian di implementasikan dalam konsep muslim negarawan.
Secara aplikatif maka seorang kader KAMMI harus memiliki enam kompetenis kritis dantaranya adalah:
1. Pengetahuan ke-islaman
Dalam hal ini, seorang kader KAMMI harus memiliki dasar keislaman yang kuat. Setiap pemikiran yang muncul berdasar atas pandangan islam.
2. Kredibilitas moral
Kader harus memiliki basis pengetahuan ideologis, akhlaq, serta konsistensi dakwah.
3. Wawasan ke-indonesiaan
Seorang kader harus memiliki pengetahuan yang kuat terhadap solusi pemecahan problematika umat dan bangsa.
4. Kepakaran dan profesionalisme
Seorang kader harus memiliki kepakaran dalam bidang study yang dipelajarinya guna memecahkan solusi problematika bangsa
5. Kepemimpinan
Seorang kader tidak lah sekerdar ahli dalam spesialisasinya, namun seorang kader juga harus paham dengan amal jama’i dan memiliki kemampuan dalam memimpin gerakan dan perubahan
6. Diplomasi dan jaringan
Kader KAMMI adalah mereka yang terlibat dalam upaya perbaikan nyata ditengah masyarakat. Oleh karena itu ia harus memiliki kemampuan jaringan menawarkan dan mengkomunikasikan gagasannya sesuai dengan lapisan masyarakat.
Dengan adanya enam kompetensi kritis diatas maka akan terbentuk pribadi unggul yang baru yang akan disibukan denganbekerja untuk kepentingan bangsa dan negara serta generasi masa depannya dari pada memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya. Hal ini sesuai dengan doktrin KAMMI yaitu kami adalah da’i sebelum menjadi segala sesuatu. Sosok da’i lebih mementingkan kepentingan umat dan bangsanyaa dari pada kepentingan diri dan kelompoknya sendiri.
Dari sosok seorang muslim negarawan inilah maka kedaulatan dan kemandirian bangsa akan terwujud. Sosok muslim yang akan terus menginfakan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negaranya dan bukan pada kelompoknya sendiri.
Dari sosok yang perlu untuk kita perhatikan adalah sosok seorang yang sangat hebat untuk level seorang pemimpin, Nabi Muhammad SAW. Ada banyak kisah menarik tentang perjalanan nabi SAW, ketika orang orang musyrik mempertanyakan, mengapa risalah tidak diturunkan kepada dua intelektual besar zaman itu, dua orang paling terpelajar, dua orang yang pantas bergelar cendikiawan: Al Walid Ibn Mughirah dari Makkah atau Mas’ud ibn ‘Amr Ats Tsaqifi dari Tha’if..
“mereka berkata, ‘Mengapakah Al Quran ini tidak diturunkan pada seorang besar dari dua negeri (Makkah dan Thaif) ini?” (Az Zukruf 31)
Allah memberi jawaban telak, yang kalau diakui jujur tak bisa dibantah bahwa memang hanya Muhammad yang pantas.
“...Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan..” (Al An’am 124)
“ Sepuluh tahun aku tinggal dirumah Rasulullah, dan selama itu aku belum pernah mendengar kata kata kasar dan pertengkaran.” Kesaksian Anas Ibn Malik ini boleh jadi menjadi gambaran umum dari perihidup manusia paling mulia di zaman itu.
Beliau orang besar, tak ada yang membantah. Yatim ketika sejak lahirnya, lalu hidup di pedesaan bani Sa’ad yang penuh kesegaran dan kesantunan. Persusuan itu memberi makna yang lebih dari sekedarnya. Lalu ia kembali ke asuhan ibunya. Hanya sesaat, lalu ia piatu. Sang kakek membawa anak anak inike pemerintahan Quraisy. Itupun, lagi lagi tak lama, hingga ia berkenalan sengan paman termiskinnya de dunia nyata, menggembala kambing untuk melanjutkan hidup.
Di usia dua belas tahun ia menjadi manajer Abu thalib sampai ke syiam dan dialah sales yang menjadi kunci sukses kafilah dengan kejujurannnya. Usia dua puluhan dia menjadi pengelola utama sebuah bisnis besar yang diinvestasikan Khadijah.
Beliau seorang panglima, administrator militer yang tidak ada bandingannya dalam sejarah. Sepuluh tahun dimadinah, 30- an ghawzah beliau pimpin sendiri di samping 300 an sariyah / detasemen yang beliau bentuk dan berangkatkan. Dari segi ini saja, Napoeon Bonaparte kebanggaan eropa, George Washington ataupun Simon Bolivar-Nya Amerika Latin tak ada apa apanya.
Adakah orator dengan daya tahan sekaligus daya mempertahankan massa seperti beliau?menjelang wafat, beliau pernah berkhotbah setelah subuh hingga dhuhur, dilanjutkan lagi sampai ashar, lalu dilanjutkan lagi sapai maghrib tanpa seorangpun bosan, tertidur, mengantuk, ataupun bersuara kecuali untuk memenuhi seruan beliau.
Beliau adalah pemimpin negara, yang saat mengimami shalat atau memimpin perjalanan jauh sempat bertanya,”Dimana si fulan?mengapa ia tidak nampak?”Urwah ibn Mas’ud Ats Tsaqafy, utusan Quraisy yang menemui beliau bersaksi,”..Demi Allah, aku pernah menjadi utusan untuk menemui para raja, caesar dan Kisra. Demi Allah, tidak pernah kulihat seorang raja yang diagung agungkan rekan rekannya sepertu yang dilakukan rekan rekan muhammad terhadapnya..”
Bentuk keagunganya berbeda dengan Kisra Persia dan Caesar Romawi. Umar pernah menangis menyaksikan beliau tidur beralas tikar kulit kasar yang dijalin rerumputan, alas yang membuat punggung beliau berbekas bilur.”Sungguh ya Rasulullah, Kisra dan Caesar bertelekan diatas bantal dan permadani suteranya, pelayanpun hilir mudik menyediakan keperluannya, sementara kedudukanmu disisi Allah lebih mulia...” keluh Umar. Ini salah satu keluhan kurang beliau sukai, tapi dengan senyum termanis yang pernah disaksikan dunia, beliau jelaskan pada sahabat yang selalu bersemangat ini, “ Apakah engkau tidak ridha mereka mendapat dunia sedangkan kita menyimpan akhirat wahai Ibnul Khatab?”
Beliau memang penguasa yang kekuasaannya tak kalah dengan kisra dan Caesar, tentu mereka layak sejajar dengan mereka dalam fasilitas. Tapi yang beliau kuasai bukan hanya wilayah, rakyat dan tentara, yang beliau taklukkan adalah hati, untuk diseru bersama dan berpadu mengesakan Allah, Ilah yang satu.
Beliau adalah negosiator paling brilian, sengketa hajar aswad dan Hudaibiah adalah sedikit kiprahnya. Beliau juga melakukan korespondinsinya yangberani menyurati penguasa penguasa di zamannya termasuk Kisra, Caesar, Najasi dan Muqaiqus.
Al Barra’ ibn Adzib menceritakan hari hari sulit dalam penggalian khandak. “Saat menggali parit, dibeberapa tempat kami terhalang oleh tanah yang sangat keras dan tidak bisa digali dengan cangkul. Kami melaporkan hal itu kepada Rasulullah. Beliau datang , mengambil cangkul dan bersabda, ‘’Bismillah...”kemudian beliau menghantamkan tanah keras itu sekali hantaman hingga muncul percikan api.
“Allahu Akbar! Aku diberi kunci kunci syam. Demi Allah, Ku benar benar melihat istananya yang bercat merah saat ini”.Lalu beliau menhantam bagian tanah yang keras lain dan kembali bersabda,”Allahu Akbar! Aku diberi tanah Persia. Demi Allah, aku dapat melihat istana Mada’in yang erwarna putih saat ini.” Dan yang ketiga kalinya beliau bersabda,”Allahu Akbar!Aku diberi kunci kunci yaman. Demi Allah, dari tempat ini aku isa melihat pintu gerbang pintu gerbang Shan’a!”
Itulah rasulullah, sang pemimpin ideal umat ini kemarin, sekarang dan esok hari. Tipe manusia pemimpin yang dibutuhkan oleh umat saat ini. Umat yang saat ini sedang berada di tepi jurang kehancuran, bukan karena faktor ancaman kehancuran yang menggantung datas kepala mereka karena hal itu hanyalah gejala gejala penyakit, bukan sakit itu sendiri.
Hal ini tampak jelas dari peradaban barat yang sekarang sudah tidak bisa dan tidak akan pernah bisa untuk menjadi panutan bagi nilai nilai manusia. Bahkan, dunia barat tidak lagi mampu untuk memiliki justifikasi bagi dirinya sendiri untuk tampil di pentas dunia.
Kepimimpinan barat terhadap manusia akan berakhir masanya. Hal ini dapat di lihat dari banyak segi kebangkrutan yang telah menimpa dunia barat baik dari segi ekonomi, militer bahkan ia sudah tidak memiliki nilai nilai yang membuatnya layak untuk menjadi pemimpin bagi peradaban dunia saat ini.
Oleh karena itu, umat islam sudah selayaknya untuk memiliki pemimpin baru, qiyadah yang baru yang mampu memberikan nilai nilai bagi peradaban dunia saat ini yang tentu akan lebih sempurna dibandingkan dengan saat ini dengan manhaj yang benar sesuai dengan tuntunan rasulullah dan hanya islamlah yang bisa dan pasti bisa.
Berapa sistem yang ada didunia seperti komunis, liberal, kapitalisme dan sosialis ternyata tidak mampu untuk dijadikan dasar dan pedoman dalam kehidupan. Kemudian datanglah masa islam untuk berperan.
Dalam surat Al Baqarah: 30
“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya aku hendak menjadikan khafilah di muka bumi..(Al Baqarah : 30)
“Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”(adz- Dzariyaat:56)
“kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk menusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”(Ali Imran:110)
“dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi sakasi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (al Baqarah:143)
Kita harus mampu untuk membangkitkan kembali keberadaan umat islam sebagai pemimpin dunia yang telah ditunggu tunggu sejak terputusnya penegakan hukum syariat Allah dimuka bumi. Kita harus membangkitkan umat yang telah tertutupi dengan debu, pemikiran, sistem yang ternyata tidak mampu dijadikan sebagai sebuah dasar berpijak.
Namun yang menjadi sebuah pertanyaan besar saat ini adalah, bagaimana upaya pembangkitan islam ini dimulai?
Sesungguhnya sebuah cita cita yang agung itu tak akan mampu tercapai tanpa adanya pejuang, pioner yang mampu untuk mengerjakan proyek besar ini dan berusaha untuk menggilas sistem jahiliyah yang saat ini masih menguasai dunia. Dan pemuda yang setia terhadap manhaj itulah pioner tersebut. Generasi baru yang istimewa, generasi yang senantiasa mengukir sejarah peradaban seperti sahabat abu bakar, umar, ali ra. Karena pemuda adalah pencipta keajaiban-. Karena pemuda adalah pembawa dakwah hingga penjuru bumi dan untuk membawa misi tersebut membutuhkan sebuah tenaga yang besar, sistem yang kuat dan pejuang yang taat.
Seperti dalam kisah Nabi Ibrahim as. Beliau merupakan pemuda yang tangguh, dikisahkan dalam Al Quran dalam surah Al Anbiyaa’:60
Mereka berkata:”kami dengar ada seorang pemuda ( fata) yang mencela berhala berhala ini yang bernama ibrahim”.(Qs Al Anbiyaa’:60)
Begitu juga nabu Musa as,
“dan setelah dia (Musa) dewasa (baligho asyddahu) dan sempurna akalnya, kami anugrahkan kepadanya hikmah dan pengetahuan, dan demikianlah kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik.” (Qs Al Qashash:14).
Kampus sebagai sebuah sistem pendidikan di Indonesia merupakan tempat yang strategis untuk mengukir para pemuda yang istimewa. Disini, terkumpul sebuah kekuatan besar, pemikiran istimewa untuk membersihkan debu yang telah menutupi dunia dan mengembalikannya kedalam sistem yang benar dan mewujudkan perubahan yang revolusioner. Disinilah peran KAMMI dalam membentuk pemimpinunggul yang tentu akan melanjutkan perjuangan untuk membentuk negeri yang berdaulat dan mandiri.

Buku referensi:
Rijalul Imam, menyiapkan momentum, penerbit muda cendikia, 2008
Salim A.Fillah, saksikan bahwa aku seorang muslim, pro U media, 2007
JA Noertjahyo, dari ladang sampai kabinet, penerbit kompas, 2005
Sayyid Quthb, Petunjuk Jalan, Gema Insani Press, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar